MEMELIHARA/SERVIS ENGINE
DAN KOMPONEN-KOMPONENNYA
1. URAIAN
Suatu kendaraan m,emerlukan adanya tenaga luar yang memungkinkan kendaraan
dapat bergerak serta dapat mengatasi keadaan, jalan, udara dan sebagainya.
Sumber dari luar yang menghasilkan tenaga disebut mesin. Mesin merupakan alat
yang merubah tenaga panas, listrik, air, angin, tenaga atom atau sumber tenaga
lainnya menjadi tenaga mekanik, Mesin merubah tenaga panas menjadi tenaga
mekanik disebut motor bakar ( thermal engine )
Motor bakar ada beberapa macam, yaitu mesin bensin, mesin diesel, mesin
turbin dan lain-lainny, yang menghasilkan tenaga panas yang dihasilkan dari
dalam mesin itu sendiri disebut motor pembakaran dalam ( internal combustion
engine ) sebagai contoh mesin bensin, mesin diesel, mesin turbin. Tenaga panas
yang dihasilkan diluar dari mesin itu sendiri disebut motor pembakaran luar (
external combustion engine ) contohnya mesin uap, mesin nuklir dan
lainn-lainnya.
Karakteristik mesin bensin dan mesin diesel adalah sebagai berikut :
a.
|
Mesin Bensin :
|
- Kecepatannya tinggi dan tenaganya besar
- Mudah pengoperasiannya
- Pembakarannya sempurna
- Umumnya digunakan untuk mobil penumpang dan kendaraan
truck kecil
|
b.
|
Mesin Diesel :
|
- Efisiensi panasnya tinggi
- Bahan bakarnya hemat
- Kecepatanya lebih rendah dibandingkan mesin bensin
- Getarannya besar dan agak berisik
- Harganya lebih mahal
- Umumya dipergunakan untuk niaga dan kendaraan besar/
truck/ bus
|
1.
PRINSIP KERJA MESIN
Pada gambar skema mesin bensin, campuran udara dan bensin dihisap kedalam
silinder, kemudian dikompresikan oleh torak saat bergerak naik, bila campuran
udar dan bensin terbakar dengan adanya api dari busi yang panas sekali, maka
akan menghasilkan tekanan gas pembakaran yang besar didalam selinder. Tekanan
gas pembakaran ini mendorong torak ke bawah, yang menggerakan torak turun naik
dengan bebas didalam silinder. Dari gerak lurus ( naik turun) torak dirubah
menjadi gerak putar pada poros engkol melalui batang torak. Gerak putar inilah
yang menghasilkan tenaga pad mobil.
Posisi tertinggi
yang dicapai oleh torak didalam silinder disebut Titik Mati Atas (TMA), dan
posisi terendah disebut Titik Mati Bawah (TMB), jarak bergeraknya torak antara
TMA dan TMB disebut langkah torak (stroke)
Campuran udara
dan bensin dihisap didalam silinder dan gas yang telah terbakar harus keluar,
dan ini harus berlangsung secara tetap. Pekerjaan ini dilakukan dengan adanya
gerakan torak yang turun-naik didalam silinder. Proses menghisap campuran udara
dan bensin kedalam silinder, mengkompresikan,
membakarnya dan mengeluarkan gas bekas dari silinder disebut satu siklus
Ada juga mesin yang tiap siklus terdiri dari dua langkah torak, mesin ini
disebut mesin 2 langkah (two stroke engine). Poros engkolnya berputar satu kali
selama torak menyelesaikan dua langkah, sedangkan mesin 4 langkah ( four stroke
engine ) poros engkol berputar dua putaran penuh selama torak menyelesaikan
empat langkah dalam tiap satu siklus.
Langkah Hisap :
Campuran udara
dan bensin dihisap kedalam silinder, katup hisap terbuka sedangakan katup buang
tertutup, waktu torak bergerak ke bawah, menyebabkan ruang silinder menjadi
vakum, masuknya campuran udara dan bensin kedalam silinder disebabkan adanya
tekanan udara luar.
Langkah Kompresi :
Campuran udara
dan bensin dikompresikan, katup hisap dan katup buang tertutup, waktu torak
mulai naik dari titik mati bawah (TMB)
ke titik mati atas (TMA) campuaran yang dihisap tadi dikompresikan, akibatnya
tekanan dan temperaturnya menjadi naik, sehingga akan mudah terbakar, poros
engkol berputar satu kali, ketika torak mencapai TMA
Langkah Usaha :
Mesin
menghasilkan tenaga untuk menggerakan kendaraan sesaat sebelum torak mencapai
TMA pada saat langkah kompresi, Busi memberi loncatan api pada campuran yang
telah dikompresikan, dengan terjadinya Pembakaran, kekuatan dari tekanan gas
pembakaran yang tinggi mendorong torak ke bawah. Usaha ini yang menjadi tenaga
mesin ( Engine Power ).
Langkah Buang :
Gas yang terbakar
dibuang dari dalam silinder, katup buang terbuka, torak bergerak dari TMB ke
TMA mendorong gas bekas keluar silinder, ketika torak mencapai TMA, akan mulai
bergerak lagi untuk persiapan langkah berikutnya , yaitu langkah hisap.
Poros engkol
telah melakukan 2 putaran penuh dalam 1 siklus terdiri dari 4 langkah yaitu
hisap, kompresi, usaha, buang yang merupakan dasar kerja dari mesin 4 langkah
2.
KONSTRUKSI MESIN
Mesin bensin
terdiri dari mesin itu sendiri dan berbagai macam alat bantua lainnya, sedang
mesin itu sendiri terdiri dari Blok silinder, kepala silinder, torak, poros
engkol dan mekanisme katup, alat bantu lainnya pada mesin dirancang untuk
membantu kerja mesin diantaranya
pelumasan, pendinginan, pemasukan dan pembuangan (intake and exhaust),
bahan bakar dan sistem kelistrikan.
a. Blok Silinder
Blok Silinder
merupakan inti daripada mesin, yang terbuat dari besi tuang atau alumunium,
bahwa alumunium mempunyai sifat ringan dan meradiasikan panas yang lebih
efisiensi dibandingkan dengan besi tuang. Blok silinder dilengkapi rangka pada
bagian dinding luar untuk memberikan kekuatan pada mesin dan membantu
meradiasikan panas, Blok silinder terdiri dari beberapa lubang tabung silinder,
yang didalamnya terdapat torakyang bergerak turun naik.
Silinder-silinder ditutup pada bagian atasnya oleh kepala silinder yang
dijamin oleh gasket kepala silinder yang letaknya antara blok silinder dan
kepla silinder, Crankcase terpasang dibagian bawah blok silinder dan poros
engkol dan bak oli termasuk dalam crankcase. Poros nok juga diletakan dalam
blok silinder, hanya pada tipe OHV (Over Head Valve) pada mesin yang modern
poros nok berada didalam kepala silinder.
Silinder-silinder
dikelilingi oleh mantel pendingin(water jacket) untuk membantu pendinginan,
Perlengkapan lainnya seperti starter, alternator, pompa bensiin, distributor
dipasang pada bagian samping blok silinder.
Tenaga panas (
thermal energy ) yang dihasilkan oleh pembakaran bensin dirubah kedalam tenaga
mekanik dengan adanya gerak naik-turun torak dalam tiap-tiap silinder. Mesin harus
memenuhi kedua kebutuhan, dengan tujuan untuk merubahtenaga panas menjadi
energi mekanik seefisien mungkin :
- Tidak boleh terdapat kebocoran campuran bahan bakar dan
udara saat berlangsungnya kompresi atau kebocoran gas pembakaran antara
silinder dan torak.
- Tahanan gesek antara torak dan silinder harus sekecil mungkin.
Oleh sebab itu
pembuatan silinder diperlukan ketelitian yang tinggi.
b. Kepala Silinder
Kepala silinderr
(cylinder head) ditempatkan dibagian atas blok silinder, pada bagian bawah
kepala silinder terdapat ruang bakar dan katup-katup. Kepala silinder harus
tahan terhadap temperatur dan tekanan yang tinggi selama mesin bekerja, oleh
sebab itu umumnya kepala silinder dibuat dari besi tuang.
Akhir-akhir ini
banyak mesin yang kepal silindernya dibuat dari paduan alumunium. Kepal
silinder yang terbuat dari paduan alumunium memiliki kemampuan pendinginan
lebih besar dibanding dengan yang terbuat dari besi tuang, pada kepal silinder
juga dilengkapi dengan mantel pendingin yang dialiri air pendingin yang datang
dari blok silinder untuk mendinginkan katup-katup dan busi.
c. Jenis Ruang Bakar
Bentuk ruang
bakar sangat berpengaruh dengan adanaya penempatan dua buah katup dan busi. Ada
beberapa macam atau jenis ruang bakar yang umum digunakan :
1. Ruang bakar Model
setengah bulat (Hemispherical Comustion Chamber)
Ruang baker model ini
mempunyai permukaan yang kecil disbanding dengan jenis ruang baker lain yang
sama kapasitasnya, ini berarti panas yang hilang sedikit (efisiensi panas tinggi)
dibanding dengan model lainnya. Disamping itu memungkinkan efisiensi saat
pemasukan dan pembuangan (intake & exhaust) lebih tinggi.
Ruang baker model
ini konstruksinya lebih sempurna namun penempatan mekanisme katupnya menjadi
lebih rumit.
1.
Ruang Bakar Model Baji (Wedge Type Combustion
Chamber)
Ruang baker model
ini kehilangan panasnya juga kecil, konstruksi mekanisme katupnya lebih
sederhana bila dinbandingkan dengan ruang baker model stengah bulat
2.
Ruang Bakar Model Bak
Mandi (Bathtup Tipe Combustion Chamber)
Ruang bakar model
ini konstruksinya sederhana, dan biaya produksinya lebih rendah. Hal ini
disebabkan diameter katupnya lebih kecil, tetapi saat pengisapan (intake) atau
pembuangan (exhaust) kurang sempurna dibanding dengan jenis ruang bakar model
setengah bulat.
3.
Ruang Bakar Model Pent
Roop
Ruang bakar model ini umumya digunakan pada mesin yang
mempunyai jumlah katup hisap atau katup buang lebih dari 2 dalam tiap-tiap
silinder, yang disusun sedemikian rupa anatar katup dan poros noknya. Disebut
model pent roop sebab membentuk segi empat, baik tegak atau mendatar.
Bila dihubungkan ke titik pusat akan menyerupai atap
suatu bangunan, model ini selain memberikan efek semburan yang baik dan lebih
cepat terbakar, juga penempatan businya ditengah-tengah ruang bakar.
d. Gasket Kepal Silinder
Gasket kepal
silinder letaknya antara blok silinder dan kepala silinder, fungsinya untuk
mencegah kebocoran gas pembakaran, air pendingin dan oli. Gasket kepla silinder
harus tahan panas dan tekanan dalam setiap perubahan temperatur. Umumnya gasket
dibuat dari carbon clad sheet steel (
gabungan carbon dengan lempengan baja) karbon itu sendiri melekat dengan
grafite dan kedua-duanya berfungsi untuk mencegah kebocoran yang ditimbulkan
antara blok silinder dan kepal silinder, serta untuk menabmah kemampuan melekat
pada gasket.
e. Bak Oli (Oil Pan)
Bagian bawah dari
blik silinder disebut bak engkol (crank case), bak oli (oil Pan) dibautkan pada
bak engkol dengan diberi paking seal atau gasket. Bak oli dibuat dari baja yang
dicetak dan dilengkapi dengan penyekat (separator) untuk menjaga gara permukaan
oli tetap rata ketika kendaraan pada posisi miring, selain itu juga dirancang
sedemikian rupa agar di mesin tidak akan berpindah (berubah posisi permukaannya)
pada saat kendaraan berhenti secara tiba-tiba dan menjamin bekerjany pompa oli
tidak akan kekurangan oli pada aetiap saat. Penyumbat oli (drain plug) letaknya
dibagian bawah bak oli dan fungsinya untuk
mengeluarkan oli mesin bekas
f. Torak
Torak bergerak
turun naik didalam silinder untuk melakukan langkah hisap, kompresi,
pembakaran, dan pembuangan, fungsi utama torak untuk menerima tekanan
pembakaran dan meneruskan tekanan untuk memutar poros engkol melalui batang
torak (connecting rod).
Torak terus
menerus menerima temperatur dan tekanan yang tinggi sehingga harus dapat tahan
saat mesin beroperasi pada kecepatan tinggi untuk periode waktu yang lama, pada
umumnya torak dibuat dari paduan alumunium, selain lebih ringan radiasi
panasnya juga lebih efisien dibanding dengan material lainnya.
Pada saat torak
menjadi panas akan terjadi sedikit pemuaian dan mengakibatkan diameternya akan
bertambah. Untuk mencegah hal ini pad mesin harus ada semacam celah yaitu jarak
yang disedikan untuk temperatur ruang lebih kurang 25oC antara torak
dan silinder, jarak ini disebut celah torak ( piston clearance ).
Celah torak bervariasi dan ini tergantung dari model mesinnya, dan umumnya
antara 0,02 – 0,12 mm. Mentuk torak agak sedikit tirus, diameter bagian atasnya
lebih kecil dibandingkan dengan diameter bagian bawahnya, selain itu celah
torak bagian atsnya lebih besar dan bagian bawahnya lebih kecil.
1. Celah Torak
Celah torak penting sekali untuk memperbaiki fungsi mesin dan mendapatkan
kemampuan mesin yang lebih baik. Bila celah terlalu kecil, maka akan tidak ada
celah antara torak dan silinder ketika torak panas, hal ini akan menyebabkan
torak menekan dinding silinder, hal ini akan merusak mesin.
Bila celah torak berlebhan, tekanan kompresi dan tekanan gas pembakarannya
akan menjadi rendah, dan akan menurunkan kemampuan mesin.
2. Pegas Torak
Pegas torak (piston ring) dipasang dalam alur ring (ring groove) pada
torak, diameter luar ring torak sedikit lebih besar dibanding dengan torak itu
sendiri, ketika terpasang pada torak, karena pegas torak sifatnya elastis
menyebabkan mengembang, sehingga menutup dengan rapat pada dinding silinder.
Peags torak terbuat dari bahan yang dapat bertahan lama. Umunya dibuat dari
baja tuang spesial,yang tidak akan merusak dinding silinder.
Jumlah pegas torak bermacam-macam tergantung jenis mesin dan umumnya 3
sampai 4 pegas torak untuk setiap toraknya.
|
|
Pegas torak mempunyai 3 peranan penting :
a. mencegah kebocoran campuran udara dan bensin serta gas
pembakaran yang melalui celah antara torak dengan dinding silinder ke dalam bak
engkol selama langkah kompresi dan langkah usaha.
b. Mencegah oli yang melumasi torak dan silinder masuk ke
ruang bakar.
c. Memindahkan panas dari torak ke dinding silinder untuk
membantu mendinginkan torak.
2.1. Pegas
Kompresi
Pegas kompresi
(compression ring) berfungsi untuk mencegah kebocoran campuran udara dan bensin
serta gas pembakaran dari ruang bakar ke bak engkol selam langkah kompresi dan
usaha. Jumlah pegas kompresi ini ada beberapa macam. Umumnya 2 pegas kompresi
terpasang pada masing-masing torak. Pegas kompresi ini disebut ” Top Compression Ring” dan ” Second Compression Ring”
Tepi bagian atas
pegas kompresi agak runcing dan bersentuhan dengan dinding silinder. Ini
dirancang untuk menjamin agar dapat menutup hubungan antara pegas dan silinder,
selain itu juga untuk mengikis oli mesin dari dinding silinder secara efektif
2.2. Pegas
Pengontrol Oli
Pegas pengontrol
oli diperlukan untuk membentuk lapisan oli(oil film) antara torak dan dinding
silinder, selain itu juga untuk mengikis kelebihan oli agar mencegah masuknya
oli ke dalam ruang bakar. Pegas oli ini disebut pegas ke tiga (third ring), ada
dua tipe pegas pengontrol oli, tipe integral dan tipe three piece yang sering digunakan.
|
|
|
Tipe integral
ini, pegas olinya dilengkapi dengan beberapa lubang untuk pengembalian oli (oil
return0. lubang-lubang oli ini menembus lubang pada alur pegas torak, kelebihan
oli yang dikikis oleh pegas ini masukl ke dalam lubang ini dan kembali ke dalam
torak.
Pegas
pengontrolan oli tipe three piece ini terdiri dari side rail yang berfungsinya
untuk mengikis kelebihan oli dan expander yang mendorong side rail dan menekan
pada dinding silinder dan ring groove, tipe three piece ini fungsinya sama
dengan tipe integral.
2.3. Celah Ujung
Pegas
Pegas torak akan
mengembang bila dipanaskan sama halnya dengan torak, dengan alasan ini pegas
torak dipotong pada satu tempat dan celahnya diposisikan sebelah kiri ketika
terpasang didalam silinder, celah ini disebut celah ujung pegas ( ring end gap
). Besarnya celah ini bermacam-macam
tergantung pada jenis mesin dan umumnya antara 0,2 – 0,5 mm pada temperatur
ruangan
Celah ujung pegas
yang berlebihan akan menurunkan tekanan kompresi, sebaliknya celah yang kecil
dapat menyebabkan kerusakan pada mesin bila ujung pegas saling berhubungan
akibat dari pemuaian, pegas menjadi melengkung dan merusak dinding silinder
g. Pena Torak
Pena torak
(piston Pin) menghubungkan torak dengan bagian ujung yang kecil (small end0
pada batang torak, dan meneruskan tekanan pembakaran yang berlaku pada torak ke
batang torak.
Pena torak
berlubang didalamnya untuk mengurangi berat berlebihan dan kedua ujung ditahan
oleh bushing pena torak (piston pin boss)
Torak dan batang
torak ( connecting rod ) dihubungkan secara khusus seperti diperlihatkan pada
gambar. Pada model full floating, pena torak tidak terikat pada bushing torak
atau batang torak, sehingga dapat bergerak bebas, pada kedua ujung pena ditahan
oleh 2 buah pegas pengunci (snap ring)
Pada model semi
floating, pena torak dipasang dan dibaut pada batang torak untuk mencegah lepas
keluar, atau bagian ujung yang kecil pada batang torak terbagi dalam dua bagian
dan pena torak di baut diantara keduannya. Pada model lainnya adalah tipe
fixed, salah satu ujung penanya dibautkan pada torak.
|
|
h. Batang Torak
Batang torak
(connecting rod) menghubungkan torak ke poros engkol dan selanjutnya meneruskan
tenaga yang dihasilkan oleh torak ke poros engkol. Bagian ujung batang torak
yang berhubungan dengan pena torak disebut small end, sedangkan yang lainnya yang berhubungan dengan poros
engkol disebut big end.
Crank pin
berputar pada kecepatan tinggi didalam big end dan mengakibatkan temperatur
menjadi tinggi, untuk menghindari hal tersebut yang diakibatkan panas, metal
dipasang didalam big end, metal ini dilumasi dengan oli dan sebagian dari oli
ini dipercikan dari lubang oli kebagian dalam torak untuk mendinginkan torak.
Batang torak
harus dipasang ssuai tanda, bila salah pemasangan akan menutup lubang oli,
untuk mencegah hal ini, tiap batang torak terdapat tanda, tanda ini
bermacam-macam tergantung pada tipe mesin dan harus teliti dengan menggunakan
Buku Pedoman Reparasi.
i. Poros Engkol
Tenaga (torque)
yang digunakan untuk menggerakan roda kendaraan dihasilkan oleh gerakan batang
torak dan dirubah menjadi gerak putaran pada poros engkol, poros engkol
menerima beban yang besar dari torak dan batang torak serta berputar pada
kecepatan tinggi, dengan alasan tersebut poros engkol umumnya dibuat dari baja
carbon dengan tingkatan serta mempunyai daya tahan yang tinggi.
Crank Journal
ditopang oleh bantalan poros engkol (crankshaft bearing) pada crankcase dan
poros engkol berputar pada journal, masing-masing cranck journalmempunyai crack
ram, atau arm dan crankpin letaknya dibagian ujung armnya.
Crank pin
terpasang pada crankshaft tidak satu garis (offset) dengan porosnya,
counterbalance weight dipasang seperti pada gambar untuk menjamin keseimbangan
putaran yang ditimbulkan selama mesin beroperasi, poros engkol dilengkapi
lubang oli untuk menyalurkan oli pelumasan pada crank journal, bantalan
batang torak, pena toran dan
lain-lainnya.
j. Roda Penerus
Roda penerus
(flywheel) dibuat dari baja tuang dengan mutu yang tinggi diikat oleh baut pada
bagian belakang poros engkol dengan kendaraan yang menggunakan transmisi
manual, poros engkol menerima tenaga putar (rotational force) dari torak selama
langkah usaha, tapi tenaga itu hilang pada langkah-langkah lainnya seperti :
inertia loss dan kehilangan akibat gesekan.
Roda penerus
menyimpan tenaga putar (inertia) selama proses langkah lainnya kecuali langkah
usaha oleh sebab itu poros engkol berputar secara terus menerus, hal ini
menyebabkan mesin berputar dengan lembut yang diakibatkan getaran tenaga yang
dihasilkan .
Roda penerus
dilengkapi dengan ring gear yang dipasang dibagian luar gunanya untuk perkaitan
dengan gigi pinion dari motor starter, pada kendaraan yang menggunakan
transmisi otomatis sebagai pengganti flywheel dfigunakan torque converter.
Inertia loss
berarti hilang tenaga, khususnya pada langkah kompresi, yang terjadi pada saat
torak menekan ke atas memampatkan campuran udara dan bahan bakar.
k. Bantalan Poros Engkol
Crank pin dan
journal poros engkol menerima beban yang besar 9dari tekanan gas pembakaran)
dari torak dan berputar pada putaran tinggi, oleh sebab itu digunakan
bantalan-bantalan antara pin dan journal yang dilumasi dengan oli untuk
mencegah keausan serta mengurangi gesekan.
Poros engkol atau
bagian-bagian lainnya yang berputar pada kecepatan tinggi dibawah beban besar
menggunakan bantalan tipe sisipan (insert type bearing), tipe ini mempunyai
daya tahan serta kemampuan mencegah keausan yang baik. Tipe bantalan sisipan
ini terdiri dari lapisan baja (steel sheel) dan lapisan metal didalamnya.
Bantalan ini berhubungan langsung dengan crankpin atau journal.
Lapisan baja
mempunyai bibir pengunci (locking lip) untuk mencegah agar bantalan tidak
ikutberputar, tipe bantalan sisipan ini ada beberapa macam, masing-masing
mempunyai lapisan metal yang berbeda. Umumnya bantalan model sisipan dibuat
dari metal (logam) putih, Kelmet metal atau alumunium.
Tiap bantalan
mempunyai tanda nomer bantalan diatasnya, bila akan mengganti bantalan, gunakan
bantalan dengan nomer bantalan yang sama. Gunakan buku perdoman reparasi untuk
mengetahui nomer-nomer bantalan.
Oli pelumas harus
disalurkan dengan cukup untuk mencegah kontak langsung logam dengan logam, antara fixed bearing dan
poros engkol selama berputar pada bantalan, diperlukan adanya celah yang tepat
antara bantalan dan poros engkol untuk membentuk lapisan oli (oil Film), celah
ini disebut celah oli (oil clearance) ukurannya bermacam-macam tergantung pada
jenis mesinnya , tetapi pada umumnya antara 0,002 – 0,06 mm.
l. Mekanisme Katup
Puli timing
crankshaft dipasang pada ujung poros engkol (crankshaft) dan puli timing
camshaft dipasang pada ujung exhaust camshaft.
Exhaust camshaft
digerakan oleh poros engkol melalui timing belt, intake camshaft digerakan oleh
gigi-gigi yang berkaitan pada intake dan exhaust camshaft, jumlah dari gigi
camsahft timing pulley dua kali dari gigi crankshaft timing pulley yang mana
sumbu nok hanya berputar satu kali untuk setiap 2 kali putaran poros engkol.
Bila poros engkol
berputar menyebabkan exhaust camshaft juga berputar melalui timing belt,
sedangkan intake camshaft diputarkan oleh exhaust camshaft melalui roda-roda
gigi, bila sumbu nok (camshaft) berputar, nok akan menekan kebawah pada valve
lifter dan membuka katup, bila sumbu nok terus berputar maka katup akan menutup
dengan adanya tekanan pegas. Setiap sumbu nok berputar satu kali, akan membuka
dan menutup katup hisap dan katup buang satu kali pada setiap 2 putaran poros
engkol.
Sumbu nok
digerakan oleh poros engkol dengan beberapa metode, termasuk timing gear,
timing chain dan timing belt.
1. Model timing
gear
Metode ini
dipergunakan pada mekanisme katup jenis OHV (Over Head Valve) yang letak sumbu
noknya didalam blok silinder, timing gear biasanya menimbulkan bunyi yang keras
dibandingkan dengan rantai, sehingga mesin bensin model penggerak katup ini
menjadi kurang populer pada mesin bensin jaman sekarang.
2. Model Timing
Chain
Model ini
dipergunakan pada mesin OHC (Over Head Camshaft) dan DOHC (Dual Over Head
Camshaft) sumbu noknya terletak diatas kepalasilinder, sumbu nok digerakan oleh
rantai (timing chain) dan roda gigi sprocket sebagai pengganti timing gear.
Timing chain dan roda gigi sprocket dilumasi dengan oli.
Tegangan rantai
9chain tension) diatur oleh chain tensioner, chain vibration (getaran rantai)
dicegah oleh chain vibration damper, sumbu nok yang digerakan oleh rantai hanya
sedikit menimbulkan bunyi disbanding dengan roda gigi (gear driven ) dan jenis
ini amat popular.
3. Model Timing
Belt
Sumbu nok (camshaft)
digerakan oleh sabuk yang bergigi sebagai pengganti timing chain, sabuk (belt)
selain tidak menimbulkan bunyi dibandingkan denagn rantai, juga tidak
diperlukan pelumasan serta penyetelan tegangan.
Kelebihan
lainnya,belt lebih ringan dibandingdengan model lain, oleh karena itu model ini banyak digunakan
pada mesin, belt penggerak sumbu nok ini dibuat dari fiberglass yang diperkuat
dengan karet sehingga mempunyai daya regang yang baik dan hanya mempunyai
penguluran yang kecil bila terjadi panas.
m. Sumbu Nok
Sumbu nok
(camshaft) dilengkapi dengan sejumlah nok yang sama yaitu untuk katup hisap dan
katup buang, Nok ini membuka dan menutup katup sesuai timing (saat) yang
ditentukan. Gigi penggerak distributor (Distributor Drive Gear) dan Nok penggerak
pompa bensin(fuel pump drive cam) juga dihubungkan dengan sumbu nok.
Sproket dan
sebuah puli yang menempel pada ujung sumbu digerakan oleh poros engkol.
n. Pengangkat Katup
Pengangkat katup
(valve lifter) adalah komponen yang berbentuk silinder pada mesin OHV,
masing-masing dihubungkan dengan nok yang berhubungan dengan katup melalui
batang penekan (push rod), pengangkatan katup bergerak turun dan naik pada
pengantarnya yang terdapat didalam blok silinder saat sumbu nok berputar dan
juga membuka dan menutup katup.
Mesin yang
mempunyai pengangkat katup konvensional celah katupnya harus disetel dengan
tepat, sebab tekanan panas mengakibatkan pemuaian pada komponen kerja katup,
beberapa mesin yang modern ada yang bebas penyetelan celah yaitu dengan menggunakan
pengangkat katup hidrolik dan dalam pengaturan celah katupnya dipertahankan
pada 0 mm setiap saat, ini dapat dicapai dengan hidrolik lifter atau sealed
hydraulik ( terdapat pada mesin tipe OHV ) atau katup last adjuster (terdapat
pada mesin tipe OHC)
o. Batang Penekan
Batang penekan
(push rod) berbentuk batang yang kecil masing-masing dihubingkan pada pengankat
katup (valve lifter) dan rocker arm pada mesin OHV, batang katup ini meneruskan
gerakan dari pengangkat katup ke rocker arm.
p. Rocker Arm dan Shaft
Rocker arm
dipasang pada rocker arm shaft, bila rocker arm ditekan keatas oleh batang
penekan (push rod), katup akan tertekan dan membuka. Rocker arm dilengkapi
dengan skrup dan mur pengunci (lock nut) untuk penyetelan celah katup.
Rocker arm yang
menggunakan pengangkat katup hidolik tidak dilengkapi skrup dan mur penyetalan.
q. Sistem Pelumasan
Saat mesin mulai
berputar, gesekan yang terjadi natara bagian-bagian mesin akan menyebabkan
hilangnya tenaga dan bagian-bagian mesin tersebut menjadi aus, oli pelumas
melumasi secara kontinyu ke bagian-bagian mesin untuk mencegah keausan, oli
pelumas ini diatur oleh sistem pelumasan mesin.
Lapisan oli (Oil
Film) terbentuk diantara poros dan bantalan yang berfungsi untuk mencegah kontak
langsung, saat poros bergerak lambat pada lapisan olidan tidak bersinggungan
langsung dengan bantalan, gesekan antara dua bagian yang bergerak tetap ada
tetapi hanya kecil sekali.
Fungsi lain oli
pelumasan adalah :
1. Oli membentuk lapisan (oil film) mencegah kontak
langsung permukaan logam dengan logam, mengurangi gesekan dan mencegah keausan
dan panas.
2. Oli
mendinginkan pada bagian-bagian mesin.
3. Berfungsi
sebagai seal antara torak dengan lubang dinding silinder.
4. Mengeluarkan
kotoran dari bagian-bagian mesin
5. Mencegah karat
pada bagian-bagian mesin.
Oli disalurkan
kebagian-bagian mesin yang bergerak dengan beberapa cara, yaitu :
1. Cara sistem tekanan penuh
(fully pressured method).
2. Cara percikan
3. Cara kombinasi
Dalam sistem tekanan ini, oli ditekan oleh gerakan mekanik dari pompa
oli dan disalurkan ke bagian-bagian mesin yang bergerak.
0 komentar:
Posting Komentar