http://waoneridwan.blogspot.com/2013/02/electronic-fuel-injection.html

MATERI OTOMOTIF

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Minggu, 24 Februari 2013

Cara Menyetel Karburator Mobil



Cara Menyetel Karburator Mobil

Ada 3 sekerup di karburator yang memegang peran penting membuat mesin bensin menjadi optimal. Berikut ini 6 cara menyetel karburator mobil.
1. Sekrup idle up dikendorkan tetapi AC dihidupkan. Penyetelan berhenti ketika sekrup itu tidak bisa lagi merendahkan RPM mesin.
2. Sekerup RPM mesin diturunkan RPM sampai sekitar 500, atau sampai tidak mati saja.
3. Sekarang mulaid engan menyetel sekrup idle (campuran udara dan bensin). Putar sekrup ini ke kiri sampai nyaris mati. Kemudian kembali ke kanan sampai nyaris mati juga. Setelah itu putar perlahan-lahan mencari RPM tertinggi. Saat itulah kita akan menemukan campuran bensin dan udara terbaik.
4. Setelah menemukan campuran terbaik, sekarang setelah sekrup RPM sampai 700, 800, atau 900 sesuai permintaan pembuat mesin.
5. Sekarang baru menyetelah sekrup idle up AC. Hidupkan AC, pasti RPM sudah berkurang, turun dari semula. Sekarang stel sekrup idle up sampai mencapai RPM, biasanya 900 atau 1000.
6. Coba AC dimatikan, apakah sekarang RPM idle ke RPM yang diinginkan

Selasa, 19 Februari 2013

Info Seputar Toyota AGYA

INFO TERBARU SEPUTAR  TOYOTA AGYA  2012

CARITOYOTA.COM- Kebutuhan kendaraan pada saat ini khususnya mobil sudah merupakan suatu kebutuhan yang sangat urgent disamping sebagai tolak ukur keberhasilan terkadang mobil juga merupaka trend dan gaya hidup, mulai dari kendaraan Premium sekelas TOYOTA ALPHARD hingga ke kelas menengah atau Low seperti TOYOTA AVANZA.
Dalam memenuhi pangsa pasar hingga saat ini TOYOTA memiliki jumlah penjualan unit tertinggi pada Type TOYOTA AVANZA, dimana kelas ini memiliki segment pasar tergemuk diantara beberapa kelas kendaraan. Mengingat akan kebutuhan kendaraan yang begitu signifikan meningkat maka TOYOTA akan segera merilis kendaraan yang bermain pada segmen kendaraan Hatch Back Low, dimana untuk kendaraan ini menyasar pengguna Kendaraan kelas Low End.
Untuk menyasar pasar mobil di kelas Low End ini Toyota telah memperkenalkan Toyota AGYA pada ajang IIMS yang dilaksanakan baru-baru ini, dengan melihat reaksi pasar yang begiitu antusias kisaran harga kendaraan TOYOTA AGYA sendiri di Makassar diperkirakan antara 90 juta untuk type TOYOTA AGYA YANG terendah hingga 120 juta untuk type tertinggi.
Mengenai Type TOYOTA AGYA sendiri terbagi 6 type, yaitu
1. TOYOTA AGYA E M/T
2. TOYOTA AGYA G M/T
3. TOYOTA AGYA G TRD M/T
4. TOYOTA AGYA E A/T
2. TOYOTA AGYA G A/T
3. TOYOTA AGYA G TRD A/T
Dengan adanya berbagai pilihan type ini calon pengguna Toyota Agya dengan leluasa memilih kendaraan yang sesuai baik dari harga maupun kenyamanan berdasarkan type yang ada baik kendaraan yang bertransmisi manual ataupun automatic.
TOYOTA AGYA memiliki varian warna yang variatif seperti, TOYOTA AGYA WHITE, TOYOTA AGYA BLACK, TOYOTA AGYA DARK GREY, TOYOTA AGYA SILVER, TOYOTA AGYA BLUE METALIC, dan TOYOTA AGYA LIGHT BLUE.
Rencana Launching TOYOTA AGYA  menurut bocoran informasi dari Kalla Toyota sebagi main dealer TOYOTA  di Makassar bahwa kendaraan ini akan di Launching pada awal bulan Desember 2012. Walaupun TOYOTA AGYA INI  baru akan di Launching pada Bulan Desember akan tetapi telah banyak permintaan indent (daftar tunggu pesanan) untuk TOYOTA AGYA. Sebagai contoh untuk pesanan untuk wilayah Bulukumba saja, Kalla Toyota telah membukukan hingga 25 unit dalam waktu 1 minggu semenjak pembukaan daftar indent dilakukan. Mengenai besaran indent TOYOTA AGYA minimal dapat melakukan penyetoran sebesar 5 juta rupoiah saja.

Minggu, 10 Februari 2013

ELECTRONIC FUEL INJECTION


Electronic Fuel Injection

            Mesin bensin dengan karburator konvensional, jumlah bahan bakar yang diperlukan oleh mesin diatur oleh karburator. Pada mesin bensin yang menggunakan karburator, percampuran bensin dan udara masih bersifat alami yaitu bensin dapat bercampur dengan udara karena adanya hisapan pada silinder. Kesulitan yang terjadi adalah karena berat jenis bensin yang tidak sama dengan berat jenis udara sehingga perbandingan yang ideal akan sulit tercapai. Untuk memperbaiki kelemahan pada mesin bensin dengan karburator maka diterapkan sistem injeksi bensin.
            Pada mesin modern dengan menggunakan sistem injeksi bensin, atau kemudian selanjutnya disebut dengan istilah EFI, maka jumlah bahan bakar diatur (dikontrol) lebih akurat oleh komputer dengan mengirimkan bahan bakarnya ke silinder melalui injektor.
            Sistem EFI menentukan jumlah bahan bakar yang optimal (tepat) disesuaikan dengan jumlah dan temperatur udara yang masuk, kecepatan mesin, temperatur air pendingin, posisi katup throttle, pengembunan oksigen di dalam exhaust pipe dan kondisi penting lainnya. Komputer EFI mengatur jumlah bahan untuk dikirim ke mesin saat penginjeksian dengan perbandingan udara dan  bakar bahan bakar yang optimal berdasarkan karakteristik kerja mesin. Sistem EFI menjaga perbandingan udara dan bahan bakar yang ideal dan efisiensi bahan bakar yang tinggi pada setiap saat.
            Sistem injeksi elektronis yang lebih terkenal dengan sebutan  EFI (Electronic Fuel Injection ), volume penyemprotan bensin dikontrol secara elektronis. Bekerjanya injektor penyemprot bensin diatur oleh sebuah ECU (Electrinic Control unit ) atau kadang-kadang disebut ECM (Electronic Control Module).
            Perangkat pengontrol elektonis ini memerima beberapa masukan sinyal dari sensor-sensor antara lain : sensor volume dan suhu udara masuk, sensor suhu air pendingin, sensor beban dan putaran mesin, sensor posisi katup gas dan sensor-sensor yang lain sehingga volume penyemprotan bensin secara tepat dan akurat disesuaikan dengan kondisi kerja mesin berdasarkan sinyal-sinyal dari sensor-sensor tersebut.
            Bensin yang ditampung dalam tangki dipompakan oleh pompa bensin ke pipa pembagi melalui saringan bensin dengan tekanan ± 3 bar, tekanan disalurkan ke masing-masing injektor.
            Agar tekanan dalam pipa pembagi tetap (sesaui dengan tekanan spesifikasi), maka dipasangkan regulator tekanan yang juga berfungsi untuk menjaga tekanan bahan bakar tetap meskipun mesin telah dimatikan beberapa saat.
            Kapasitas pemompaan bensin oleh pompa bensin harus melebihi kebutuhan/ pemakaian bensin, dengan demikian selalu ada bensin yang mengalir kembali ke tangki bahan bakar. Sirkulasi seperti ini dimaksudkan untuk menjaga bensin tetap dingin selama proses kerja dan agar gelembung-gelembung uap bensin tidak terbentuk pada sirkuit aliran bahan bakar.

MACAM-MACAM SISTEM  EFI
            Sistem EFI dirancang untuk mengukur jumlah udara yang dihisap dan untuk mengontrol penginjeksian bahan bakar yang sesuai dengan kondisi kerja mesin. Besarnya udara yang dihisap langsung dengan tekanan udara dalam intake manifold ( D-EFI sistem ) atau dengan airflow meter pada sistem   L-EFI.
1. Sistem D-EFI (Manifold Pressure Control Type)
            Sistem  D-EFI mengukur tekanan udara dalam intake manifold dan kemudian melakukan penghitungan jumlah udara yang masuk. Manifold pressure sensor akan mendeteksi besarnya tekanan dan jumlah udara yang masuk ke intake manifold. Selanjutnya manifold pressure sensor  akan mengubah hasil pengukuran tekanan dan jumlah udara menjadi sebuah sinyal yang akan dikirim ke Electronic Control  Unit (ECU).
            ECU akan memerintahkan injektor untuk menyemprotkan bahan bakar sesuai dengan sinyal yang diterima dengan dipadukan dengan sinyal-sinyal dari sensor lain. Sistem D-EFI tidak begitu akurat dan tidak dalam konvensi yang tepat dalam mengukur tekanan udara dan jumlah udara dalam intake manifold, sehingga disempurnakan lagi oleh sistem L-EFI seperti pada pembahasan selanjutnya.
            D-EFI disebut "D-Jetronic" merk dagang dari Bosch. 'D' dari kata Jerman yaitu 'Druck', yang berarti tekanan. 'Jetronic' adalah istilah Bosch yang berarti penginjeksian (injection). Diagram kerja sistem D-EFI terlihat seperti gambar berikut ini.
Pada sistem D-EFI terdapat sebuah komponen pengukur tekanan udara masuk yang dipasangkan pada intake manifold. Komponen ini akan mengukur dan sekaligus menghitung jumlah udara yang masuk ke intake manifold berdasarkan kevakuman yang terjadi selama mesin hidup.


2. Sistem L-EFI ( Airflow Control Type)
            Dalam sistem L-EFI, airflow meter langsung mengu­kur jumlah udara yang mengalir melalui intake mani­fold. Airflow meter mengukur jumlah udara dengan sangat akurat, sistem    L-EFI dapat mengontrol penginjeksian bahan bakar lebih tepat dibanding­kan dengan sistem        D-EFI. L-EFI biasa disebut "L-Jetronic", 'L' berasal dari bahasa Jerman 'luft' yang berarti udara.

SUSUNAN DASAR SISTEM EFI
            Susunan sistem EFI dapat dibagi menjadi 3 sistem fung­sional yaitu : sistem bahan bakar (fuel system), sistem Induksi udara (air induction system) dan sistem pengontrol elektronik (electronic control system). Sistem EFI terdiri dari sistem injeksi bahan bakar (fuel injection system) dan sistem koreksi injeksi (injection corrective system).
            Sistem bahan bakar berfungsi untuk mengatur aliran bahan bakar dengan tekanan kerja tertentu melalui pompa bensin dan mensuplai bensin dari tangki sampai ke injketor. Injektor akan menyemprotkan bensin ke setiap saluran masuk silinder mesin sesuai deng injection signal dari EFI computer dengan jumlah yang disesuaikan dengan kebutuhan unjuk kerja (performa) mesin. Sistem induksi udara berfungsi untuk mendeteksi mengatur jumlah udara yang masuk ke silinder-silinder. Selain itu udara yang masuk juga diukur tekanan, suhu dan massanya berdasarkan kebutuhan unjuk kerja mesin.
            Sistem pengontrol elektronik berfungsi untuk mendeteksi kerja mesin dan mengolah sinyal-sinyal yang diterima dari sensor-sensor  yang terdapat pada sistem. Selanjutnya sinyal diubah menjadi sinyal perintah injeksi (injection signal) ke injektor untuk menyemprotkan bahan bakar sesuai dengan sinyal yang diterima. 
           

Susunan dasar sistem EFI terlihat seperti gambar berikut ini :


           











SISTEM BAHAN BAKAR
            Bahan bakar dihisap dari tangki oleh pompa bahan         bakar yang dikirim dengan tekanan ke saringan. Bahan bakar yang telah disaring dikirim ke injector dan cold start injector. Tekanan dalam saluran bahan bakar (fuel line), dikontrol oleh pressure regulator. Kelebihan bahan bakar dialirkan kembali ke tangki melalui return line. Getaran pada bahan bakar yang disebabkan oleh adanya penginjeksian diredam oleh pulsation damper.
Bahan bakar diinjeksikan oleh injector kedalam intake manifold sesuai dengan injection signal EFI computer. Cold start injector menginjeksikan bahan bakar langsung ke air intake chamber saat cuaca dingin sehingga mesin dapat dihidupkan dengan mudah.

SISTEM INDUKSI UDARA (AIR INDUCTION SISTEM)
            Udara bersih dari saringan udara (air cleaner) masuk ke airflow meter dengan membuka measuring plate, besarnya pembukaan ini tergantung pada kecepatan aliran udara yang masuk ke intake chamber. Besarnya udara yang masuk ke intake chamber ditentukan oleh lebarnya katup throttle terbuka. Aliran udara masuk ke intake manifold kemudian ke ruang bakar (combustion chamber).
Bila mesin dalam keadaan dingin, air valve mengalir­kan udara langsung ke intake chamber dengan membypass throttle. Air valve mengirimkan udara secukupnya ke intake chamber untuk menambah putaran sampai fast idle, tanpa memperhatikan apa­kah throttle dalam keadaan membuka atau tertutup. Jumlah udara yang masuk dideteksi oleh airflow meter pada sistem L-EFI atau dengan manifold pressure sensor pada sistem D-EFI.


SISTEM PENGONTROL ELEKTRONIK (ELECTRONIC CONTROL SYSTEM)      Sistem pengontrol elektronik (Electronic Control System) termasuk pula sensor-sensor untuk mendeteksi kondisi kerja mesin dan komputer akan menentukan ketepatan jumlah penginjeksian bahan bakar sesuai dengan signal yang diterima. Sensor-sensor ini mengukur jumlah udara yang dihisap, beban mesin, temperatur air pendingin, temperatur udara, saat akselerasi atau deselerasi, serta kondisi kerja mesin lainnya, kemudian mengirim signal ke komputer. Komputer menghitung dengan tepat jumlah penginjeksian bahan bakar atas dasar signal tadi, dan mengirimkan signal penginjeksian yang diperlukan ke injektor-injektor.
Electronic Injection System pada beberapa mesin dilengkapi dengan sebuah tahanan (resistor) dalam injection circuitnya untuk mencegah terjadinya panas dan menstabilkan kerja injector. Cold start injector bekerja ketika mesin di start pada saat dingin dan lamanya penginjeksian dikontrol oleh timer. Pada sirkuit komputer sistem EFI dilengkapi juga dengan main relay untuk mencegah turunnya tegangan.
Sirkuit pompa bahan bakar pada sistem EFI juga dilengkapi dengan relay. Relay ini akan bekerja ketika mesin berputar dan mematikan pompa pada saat mesin dimatikan. Dibawah ini diperlihatkan diagram electronic control system pada pengontrol mesin EFI.








TABEL FUNGSI SENSOR-SENSOR DAN SIGNAL

SENSOR/SIGNAL
URAIAN
Intake air amount signal
Air flow meter
(L-EFI)
Airflow meter dipasang pada intake sistem, mende­teksi jumlah udara yang masuk sesuai besarnya pembukaan sudut pada measuring plate, dan mengubahnya dengan potentio meter ke dalam sig­nal tegangan dan mengirim signal ke ECU.
Manifold pressure sensor
(D-EFI)
Manifold pressure sensor atau silicon chip terpa­sang dalam unit vacuum sealed sensor. Bila vacuum ntake manifold bekerja pada salah satu sisi chip­nya, menyebabkan adanya perbedaan tekanan dan merubah tahanan pada chip. Oleh rangkaian IC perubahan tersebut diperkuat dan dirubah ke dalam signal tegangan yang dikirim ke ECU berupa suatu signal.
Ignition Signal (IG)
Perubahan pada tegangan primar pada ignition coil dideteksi dan dikirim ke ECU sebagai suatu signal. ECU menentukan saat penginjeksian sesuai kecepatan mesin.
Water Temperature
Sensor (THW)
Mendeteksi temperatur air pendingin dengan sebuah thermistor dan dirubah kedalam signal tegangan dan mengirim signal ke ECU.
Air Temperature Sensor (THA)
.
Dipasang pada airflow meter (L-EFI) atau didalam rumah saringan udara (D-EFI), yang mendeteksi temperatur udara yang masuk dengan thermistor dan dirubah ke dalam signal tegangan dan selanjutnya signal dikirim ke ECU.
Starter Signal (STA)
Bekerjanya motor starter dideteksi oleh tegangan terminal ST dari ignition switch dan mengirimkan signal ke ECU menandakan bahwa mesin sedang distart (cranking).
Throttle Position Sensor
(IDL/PSW)
Dipasang pada throttle shaft yang terdapat pada throttle body yang berfungsi untuk mengontrol jumlah udara yang masuk dan mendeteksi posisi throttle valve dan mengubahnya menjadi signal tegangan ke ECU, untuk menentukan kondisi mesin pada putaran idling, bekerja dengan beban berat atau dengan beban ringan.
Oxygen Sensor
(OX)
Terpasang pada exhaust manifold, dan mendeteksi jumlah sisa oksigen dalam gas buang dan mengubahnya menjadi tegangan variabiel, dan selanjutnya mengirim signal ke ECU. Sensor ini akan membantu computer menentukan campuran udara dan bahan bakar (perbandingan udara dan bahan bakar) yang di supply ke rnesin.
                                               

A.    Komponen-komponen Sistem Bahan Bakar
  1. Pompa bensin
            Pompa bensin oleh motor listrik dengan magnet permanen yang dikonstruksikan menjadi satu unit dengan rumah pompa. Rumah pompa, terdiri dari sebuah ruang berbentuk silinder dan di datam rumah tersebut­ terpasang sebuah piringah/rotor yang berputar eksentris terhadap rumah pompa.
Bila rotor berputar, bensin akan dihisap ke dalam saluran masuk dan akan tertekan oleh putaran rotor di dalam rumah pompa. Selanjutnya  putaran rotor akan menimbulkan tekanan bensin dalam saluran tekan.
Penempatan pompa bensin listrik berada dalam tangki bahan bakar merupakan alternatif pemasangan pompa yang terbaik, karena pompa akan terlindung dari kotaran yang menempel dan juga bunyi pompa akan bisa diredam, serta pompa tidak memerlukan perawatan khusus.
  1. Saringan Bensin
Saringan bensin berfungsi untuk menyaring kotoran yang beredar dalam sistem bahan bakar dan dipasang pada saluran aliran bensin sesudah pompa. Konstruksi saringan terdiri dari elemen kertas dengan lubang-lubang penyaring yang cukup halus yaitu sekitar 100 mikron dan pada arah akhir dari saringan dipasang sebuah saringan kassa, agar bagian elemen kertas yang terkikis akibat erosi aliran bahan bakar bisa disaring oleh saringan kassa ini.  Penggantian saringan dilakukan secara periodik biasanya setiap servis besar atau 10.000 - 20.000 km.
3.     Pipa Pembagi dan Regulator Tekanan
Pipa pembagi terpasang bersama injektor dan regulator tekanan, terdapat pula ventil untuk pemasangan alat ukur tekanan bahan bakar. Pipa pembagi berfungsi untuk mendistribusikan secara merata tekanan bensin ke setiap injektor, karena bahan bakar yang dipompakan ke sistem bahan bakar selama mesin hidup berkemungkinan menimbulkan pulsa tekanan yang bervariasi, maka dengan adanya pipa pembagi, variasi pulsa tekanan bisa diredam, dengan demikian setiap injektor akan menerima tekanan bensin yang lebih merata. dengan adanya pipa pembagi, juga memungkinkan melepas dan memasang injektor lebih mudah dilakukan.
4. Regulator Tekanan
Regulator tekanan berfungsi untuk mengatur tekanan kerja sistem aliran bahan bakar agar konstan, hasil tekanan yang sudah diatur tersebut disalurkan ke pipa pembagi, seterusnya diterima oleh injektor secara merata. Tekanan kerja ini berkisar 2 - 3 bar, atau sesuai dengan spesifikasi.

Ketika tekanan bensin melampaui tekanan kerja sistem bahan bakar, membran (5) akan terdorong  ke atas karena tekanan bensin lebih besar dari tekanan pegas (6) dan katup bola pengatur (3) akan membuka saluran pengembali (2), sehingga bensin mengalir kembali ke tangki sebagai kelebihan bahan bakar.
Saluran vakum (7) dihubungkan ke intake manifold motor sesudah katup gas, pada waktu posisi katup gas dalam keadaan menutup (misalnya motor putaran idle) kevakuman pada saluran masuk di bawah katup gas akan besar, kevakuman yang besar ini akan cenderung menarik membran keatas, akibatnya tekanan kerja bahan bakar turun, bensin yang kembali ke tangki akan lebih banyak.
Pada waktu katup gas terbuka dengan tiba-tiba (saat akselerasi) kevakuman saluran masuk akan mengecil, tekanan pegas (6) dengan sendirinya akan lebih kuat menekan membran (5), akibatnya tekanan kerja bensin pada pipa pembagi dan injektor lebih besar dari pada watu katup gas posisi menutup, tekanan kerja sistem aliran bahan bakar yang lebih besar dibutuhkan terutama pada waktu akselerasi.
5. Injektor


Injektor bekerja berdasarkan prinsip elektromagnetis, yang biasanya dikendalikan oleh ECU melalui rangkaian massa. Ring-O pada injektor berfungsi untuk mencegah terjadinya kebocoran udara pada saluran masuk dan tempat pemasangan injektor.
Pemasangan injektor diatur sedemikian rupa sehingga penyemprotan injektor yang menyerupai kerucut diarahkan ke katup masuk denga demikian pengabutan bensin lebih sempurna, karena semprotan bensin akan membentur katup masuk yang panas akibat proses pembakaran dalam silinder motor.
            Injektor bekerja secara serentak atau berurutan yang diatur oleh ECU tiap periodik yaitu satu kali penyemprotan setiap satu putaran poros engkol
.

Keterangan :
1.     Lubang penyemprot
2.     Batang katup jarum
3.     Kumparan
4.     Pegas
5.     Terminal/ konektor
6.     Saringan
7.     Saluran masuk
x = celah pengangkatan katup jarum



Cara Kerja :
Bila kumparan injektor dialiri arus listrik maka akan timbul garis gaya magnet yang dapat rnengangkat katup jarum injektor setinggi 0,1 mm dari dudukannya. Lamanya katup jarum terangkat adalah merupakan waktu kerja injektor, makin lama katup jarum terangkat, makin banyak bensin yang disemprotkan, sedangkan tekanan penyemprotan konstan kecuali saat akselerasi.
Bagian ujung injektor biasanya dilengkapi dengan tube teflon yang tahan terhadap panas, juga dapat mencegah endapan bensin yang mengkristal pada bagian tersebut. Pada waktu melepas dan memasang injektor ini dilarang melepas teflon pelindung ini.

B. Komponen-komponen Pengukur Udara dan Sensor-sensor
ada beberapa cara mengukur udara yang mengalir ke dalam silinder motor antara lain;

1.     Pengukur Volume  Udara
Keterangan Gambar :

1. Poros Potensiorneter
2. Ruang Kompensasi
3. Plat Katup Kompensasi
4. Sensor Tempratur Udara
5. Saluran Udara Idel
6. Plat geser dan tahanan Geser
7. Plat Katup Pintu Udara.


Cara Kerja:
Aliran udara yang diisap oleh motor akan menggerakkan plat katup pintu udara (7), aliran udara ini akan membentuk sudut gerak tertentu dari katup plat tersebut. Ruang kompensasi (2) dan plat katup kompensasi (3) berfungsi untuk meredam getaran plat katup pintu udara pada saat udara mengalir, dengan demikian plat katup tidak bergetar saat udara mengalir melewatinya, terutama saat motor putaran rendah.
            Sebuah sensor ternperatur udara masuk (4) ditempatkan sedemikian rupa dalam rumah pengukur udara, sehingga sensor temperatur udara masuk yang berupa NTC ini akan dapat memberikan infornasi ke ECU tentang suhu udara yang mengalir ke silinder motor. Untuk meyetel campuran udara idel dapat dilakukan pada sekrup penyetel idel, dengan memperkecil  memperbesar udara yang mengalir melalui saluran udara idel (5)
            Dengan bergeraknya katup plat pintu udara membentuk sudut tertentu maka, plat geser (6) akan bergerak juga di atas tahanan geser/ potensiometer (6), nilai perubahan tegangan pada potensiometer inilah sebagai informasi yang diterima oleh ECU.
2. Pengukur Massa Udara
            Jenis pengukur udara yang lain adalah pengukur masa udara, di dalam jenis pengukur udara ini terdapat plat dengan sensor film, serta pengukur suhu udara ditempatkan sedemikian rupa pada saluran masuk dan terpisah dari pengukur udara.
Pengukur udara ini merupakan unit elektronis yang terintegrasi, tidak dapat diperbaiki satu-persatu bagian. Perbaikan hanya dilakukan dengan cara menggantinya dengan satu unit baru. Dalam pengukur udara terdapat plat film tipis yang dipanasi oleh arus listrik, plat film ini mempunyai konstanta panas yang tetap, pengaturan konstanta panas ini dilakukan oleh Kontrot Unit.
Pada waktu udara mengalir, film menjadi dingin. Jika film dingin, maka diperlukan arus yang lebih besar untuk memanaskannya agar suhu plat film konstan kembali. Perubahan arus listrik yang mengalir untuk menjaga agar suhu film tetap konstan diinformasikan ke ECU, berdasarkan inilah kontrol unit dapat mengatur volume penyemprotan bahan bakar oleh injektor.

  1. Pengukur Udara Berdasarkan Tekanan Udara pada Saluran Masuk
Sensor pengukur tekanan udara ditempatkan sedemikian rupa pada ruang motor dan dihubungkan dengan kevakuman saluran masuk. Sensor ini sering disebut dengan Manifold Absolute Pressure Sensor (MAP Sensor).
MAP Sensor mengukur perubahan tekanan udara yang terjadi pada saluran masuk yang disebabkan oleh putaran dan beban motor. Perubahan tekanan udara masuk yang terjadi akan menyebabkan perubahan tegangan antara 0 - 5 Volt tegangan ini berasai dari tegangan referensi ECU/Unit Kontrol Elektronis.Perubahan nilai tahanan pada MAP Sensor akan menyebabkan juga perubahan tegangan sinyal yang dikirimkan ke ECU/Kontrol Unit Elektronis.
Sebagai contoh pada saat putaran idel tekanan udara pada saluran masuk sebesar 20 Kpa dengan tegangan sinyal 0,5 Volt, sedangkan pada saat beban penuh tekanan udara pada saluran masuk sebesar 110 Kpa dengan tegangan sinyal sebesar 5 Volt.
Kontrol Unit Elektronis/ECU memanfaatkan perubahan tegangan sinyal ini untuk menghitung perubahan tekanan udara pada saluran masuk atau untuk menentukan/menyesuaikan penyemprotan bensin oleh injektor.       Konstruksi terbaru dari MAP sensor terlihat pada gambar, yaitu mini MAP Sensor. Saat ini penerapan sensor kecil ini lebih banyak karena bentuknya yang ringkas dan dapat ditempatkan langsung pada saluran intake,    dengan demikian kebocoran saluran dapat dikurangi bila dibandingkan dengan MAP sensor generasi pertama.


4. Sensor Temperatur Udara Masuk
Sensor temperatur udara masuk biasanya dipasangkan pada saluran masuk atau di rumah pengukur aliran udara. Sensor ini berfungsi mengukur suhu adara yang masuk ke dalam silinder motor. Material sensor berupa thermistor yang bersifat NTC (Negative Temperature Coefesient). Tegangan referensi 5 Volt dari Kontrol Unit Elektronis/ECU selanjutnya akan berubah menjadi tegangan sinyal yang nilainya dipengaruhi oleh suhu udara masuk.

5. Sensor Posisi Katup Gas
Konstruksi dasar sensor posisi katup gas terdiri dari :
(1) Rumah Katup Gas
(2) Katup Gas
(3) Saluran by-pas Putaran Idel
(4) Sekrup Penyetel Putaran Idel
Banyaknya udara yang mengalir ke dalam silinder motor tergantung dari besarnya bukaan katup gas. Bila katup gas menutup penuh udara hanya bisa mengalir ke silinder motor melalui celah katup gas dengan rumahnya, atau melalui saluran udara penyetel putaran idle (3). Dengan sekrup penyetel putaran idel (4) memungkinkan penyetelan putaran idle dapat dilakukan.
Pada saklar posisi katup gas terdapat dua kontak yaitu ;
§  Kontak putaran idel (5), kontak ini berhubungan pada waktu katup gas menutup penuh, hal ini menjadi pedoman oleh ECU bahwa motor dalam posisi putaran idel.
§  Kontak beban penuh (6), bila kontak ini berhubungan berarti katup gas dalam keadaan membuka penuh maka ECM akan mengatur penyemprotan injektor pada posisi beban penuh.
Generasi yang lebih baru dari sensor posisi katup gas tidak hanya terdiri dari kontak-kontak posisi idel maupun posisi beban penuh, akan tetapi sensor posisi katup gas sudah merupakan potensiometer dan dapat memberikan sinyal ke ECU pada setiap keadaan beban mesin.
Konstruksi generasi terakhir dari sensor posisi katup gas sudah full elektronis, karena yang menggerakkan katup gas adalah elektromotor yang dikendalikan oleh ECU tanpa kabel gas yang terhubung dengan pedal gas.
Generasi terbaru ini memungkinkan pengontrolan emisi/gas buang lebih bersih karena pedal gas yang digerakkan hanyalah memberikan sinyal tegangan ke ECU dan pembukaan serta penutupan katup gas juga dilakukan oleh ECU secara elektronis.


Sensor posisi katup gas terpasang pada saluran masuk dengan dua sekrup penyetel posisi dasar (tanda panah)



6. Sensor Temperatur Air Pendingin


Gambar 36. Sensor Temperatur Air Pendingin

Sensor tempratur air pendingin merupakan tahanan variabel dengan sifat NTC (Negative Temperature Coeffecient) yang berfungsi untuk memberi informasi pada ECU tentang suhu air pendingin. Dengan sifat NTC ini jika suhu air pendingin rendah, maka nilai tahanan sensor tinggi, jika suhu air pendingin tinggi, maka nilai tahanan sensor rendah.
7. Sensor Posisi Poros Engkol
            Sensor posisi poros engkol berupa pengirim sinyal induktif berfungsi untuk memberikan sinyal / informasi ke ECU tentang putaran dan posisi poros engkol agar ECU dapat mengatur saat penyemprotan dan pengapian yang tepat.
            Sensor ini biasanya ditempatkan pada sisi blok silinder mesin, gigi sinyal dibuat dari piringan yang dipasangkan pada poros engkol seperti terlihat pada gambar.
            Apabila poros engkol berputar, roda gigi akan melewati kumparan induktif yang di dalamnya terdapat magnet permanen. Perubahan garis gaya magnet ini yang dikirim pada ECU untuk menentukan posisi poros engkol silinder nomor satu dan putaran mesin.


            Sensor posisi poros engkol terpasang pada blok mesin. Kabel rangkaian sensor posisi poros engkol ditempatkan sedemikian rupa dan dilengkapi dengan isolasi koaksial, hal ini dimaksudkan untuk mencegah interferensi gelombang elekromagnetis dari luar yang dapat menggangu sinyal yang dibangkitkan oleh sensor.

8. Sensor Detonasi

Perangkat pemonitor detonasi yang terjadi pada mesin terdiri dari :
a.  Sensor detonasi biasanya terdapat pada blok mesin bagian bawah di antara silinder 2 dan 3 berfungsi sebagai penangkap getaran yang ditimbulkan oleh detonasi mesin. Sensor ini terbuat dari kristal Piezo yang dapat merubah getaran menjadi sinyal listrik analog.
b. Module detonasi biasanya dipasangkan di blok silinder mesin berfungsi untuk memonitor sinyal yang diberikan oleh sensor detonasi dan merubahnya menjadi sinyal segi empat dan dikirim ke ECU, kebanyakan modul detonasi sudah ditempatkan terintegrasi di dalam ECU
c. ECU akan berfungsi menghitung saat pengapian yang sesuai dengan sinyal yang dikeluarkan oleh sensor detonasi.
Pemasangan  sensor detonasi pada blok silinder mesin

9. Sensor Oksigen
            Untuk memperoleh emisi yang berwawasan lingkungan, diperlukan perbandingan campuran yang ideal atau yang mendekati ideal di segala kondisi operasional motor. Untuk mendapatkan perbandingan campuran yang ideal tersebut dibutuhkan informasi keadaan campuran udara bensin yang harus diterima oleh ECU, informasi/sinyal diterima dalam bentuk tegangan berdasarkan kadar oksigen yang ada pada saluran gas buang, fungsi tersebut dilakukan oleh oksigen sensor






Gambar 42. Sensor oksigen

            Melalui rangkaian/ mata rantai tertutup yaitu; oksigen sensor (1) akan memberikan sinyal pada ECU (2) sebagai informasi tentang keadaan oksigen pada saluran gas buang, selanjutnya ECU akan mengatur perbandingan campuran udara bensin yang sesuai/ideal sehingga kerja katalitik konverter (3) untuk mereduksi kadar racun emisi yaitu CO dan HC dapat Iebih optimal.
             Oksigen sensor dipasangkan pada saluran gas buang sebelum katalitik konverter, dengan demikian katalitik konverter hanya akan mereduksi kadar racun pada emisi setelah diperoleh perbandingan campuran yang mendekati ideal.
            Material keramik sangat peka terhadap aliran oksigen yang ditangkap oleh permukaannya, keramik aktif tersebut mulai bekerja bila suhu disekitarnya sudah mencapai sekitar 300 derajat Celsius, jika terdapat perbedaan oksigen yang melalui permukaan keramik maka terdapat beda potensial yang dikeluarkan dan sinyal dikirim ke ECU.
            Oksigen yang keluar dad saluran gas buang sangat tergantung pada perbandingan campuran yang diatur oleh ECU berdasarkan informasi dari berbagai sensor. Sebagai contoh dapat dikemukakan bahwa dengan nilai perbandingan campuran (lambda) = 0.95 maka akan terdapat volume oksigen sebesar 0.2 - 0.3 % dari volume emisi/gas buang.
            Tegangan yang dapat dibangkitkan oleh oksigen sensor berkisar antara 300 - 1000 mV bila keadaan campuran gemuk (lihat grafik di atas : lambda < 1) dan apabila campuran kurus (lambda >1) maka sensor oksigen akan mengirimkan tegangan sinyal sekitar 100 mV.






Pemasangan  sensor oksigen pada sebelum dan sesudah katalitik konverter

            Untuk menyempurnakan kerja katalitik konverter dan mendapatkan emisi yang lebih berwawasan lingkungan maka saat ini di beberapa kendaraan terdapat dua oksigen sensor yang dipasangkan setelah (2) dan sebelum (1) katalitik konverter.
Skema pemasangan  sensor oksigen pada sebelum dan sesudah katalitik konverter
            Mesin kendaraan yang memiliki satu lagi oksigen sensor tambahan (2), melengkapi oksigen sensor yang standar (1) yang telah ada pada mesin-mesin sebelumnya, yakni berfungsi untuk pengontrol perbandingan campuran. Sedangkan oksigen sensor (2) berfungsi untuk memonitor kerja katalitik konverter oleh karena itu oksigen sensor (2) diletakkan setelah katalitik.
            Jika terjadi kesalahan pada oksigen sensor (1) yang membawa efek negatif pada pengontrolan emisi/gas buang dan tanpa diketahui oleh pengemudi akan mengakibatkan kerusakan pada katalitik konverter, hal ini dapat dihindari dengan adanya oksigen sensor (2), karena setiap kesalahan yang mengakibatkan efek negatif pada emisi akan dapat segera diketahui karena oksigen sensor (2) dapat memberikan masukan pada ECU.


Electronic Control Module (ECM)

Gambar 49.  Bentuk Electronic Control Module (ECM)

            Electronic Control Module yang juga sering disebut dengan ECU (Electronic Control Unit) atau Kontrol Unit Elektronika berfungsi untuk mengevaluasi/ menghitung/ mengkalkulasi segala masukan dari sensor selama mesin beroperasi dan dengan berbagai perangkat yang ada di dalamnya. ECM mengatur keluaran untuk injektor, pengatur putaran idel, saat pengapian atau keluaran yang lain.
            Generasi terakhir dari ECU sudah semakin kecil dimensinya, tahan terhadap suhu ruang mesin sehingga lebih mudah ditempatkan diruang mesin atau di ruang kabin kendaraan, sebagai pusat pemroses data dan sinyal yang datang dari sensor-sensor sesuai dengan keadaan operasional mesin. ECU akan menghitung jumlah/volume penyemprotan bensin oleh injektor sesuai dengan perbandingan campuran yang sesuai dan juga ECM dapat mengatur saat pengapian serta sudut dwell, bahkan bekerjanya pompa bahan bakar saat ini juga diatur oleh ECU.
            Untuk lebih jelasnya proses secara umum yang terjadi dalam ECM perhatikan diagram kerja Electronic Control module pada gambar berikut.
 Menurut garis besarnya ECM terdiri dari bagian-bagian yaitu :
1.   Pembentuk Sinyal
Bagian ini berfungsi untuk membentuk sinyal yang masuk tapi masih berupa gelombang AC seperti dari sensor putaran mesin, sensor posisi poros engkol ataupun sinyal dari sensor detonasi maupun sinyal yang lain. Sinyal yang masih berbentuk gelombang AC akan masuk ke bagian ini terlebih dahulu kemudian hasil dari proses di sini barulah bisa diolah oleh Mikrokomputer.
2.   Konverter/ Perubah Sinyal Analog ke Digital
Sebagian besar sinyal yang masuk ke ECU masih berupa analog meskipun tidak berbentuk gelombang AC, karena mikrokomputer hanya bisa bekerja dengan sinyal digital maka perlu suatu perangkat yang merubah sinyal analog menjadi digital. Sinyal dari sensor-sensor seperti suhu mesin, suhu udara masuk, sinyal  posisi katup gas, tegangan baterai, pengukur udara dan sinyal lainnya terlebih dahulu diproses pada bagian ini sebelum diolah lebih lanjut oleh Mikrokomputer.
3.   Mikrokomputer terdiri dari bagian-bagian seperti:       .
Bus adalah tempat/ wadah semua data terkumpul dan dari sinilah data akan didistribusikan pada bagian­bagian lain dari mikrokomputer.
Mikrogrosesor CPU/Central Processor Unit) ini adalah pusat dari proses penghitungan atau pengaturan untuk segala keluaran ECM seperti waktu penyemprotan bahan bakar, saat pengapian dan lainnya.
Memori (ROM/Read Only Memory)  bagian ini tersimpan secara permanen program (software) yang dimasukkan ke ECU, seperti, karekteristik mesin, kurva, atau nilai-nilai teoritis lainnya.
Memori Data Operasional (RAM/Random Access Memory) Segala data yang terdapat pada setiap operasional mesin seperti dari sensor-sensor diproses pada bagian ini untuk dibandingkan dengan bagian yang lain, data disini akan hilang bila mesin dimatikan dan kembali muncul yang baru bila mesin dijalankan lagi.
4.   Aplikasi Sinyal Output/Output Stage
Pada bagian ini terdapat unit penguat agar output dad ECM dapat diperkuat sebelum mengontrol komponen-komponen secara langsung seperti injektor, pengatur putaran idel dan lain-lain.
5.   Unit Input-Output
Unit ini menagani segala lalu-lintas sinyal input/masukan dan output/keluaran, sebagai contoh apabila sinyal input yang diberikan berupa frekuensi dan sinyal ini diproses untuk menambah putaran mesin pada bagian output, maka kedua masukan dan keluaran ini disimpan unit ini sampai proses dilakukan.

Keluaran/ Output ECU
Injektor
            Dengan tekanan bahan bakar yang telah diatur oleh regulator tekanan, maka ECU akan menghitung secara akurat jumlah volume penyemprotan bahan bakar oleh injektor pada setiap siiinder motor. ECU akan mengatur lama  pembukaan katup jarum injektor, sesuai dengan kebutuhan mesin.

Pengatur Putarara ldle

            Generasi pertama dari pengatur putaran idle terlihat pada gambar di atas yang hanya berfungsi pada waktu mesin masih dingin. Saluran by pass sebelum dan sesudah katup gas akan terbuka lebih besar dan apabi!a mesin sudah panas maka saluran akan tertutup. Dengan demikian putaran mesin akan dapat diatur lebih ha!us pada waktu kondisi mesin dingin.
            Pengatur putaran idle (1) bekerja berdasarkan saklar waktu (2) yang akan memutuskan rangkaian listrik ke pengatur putaran bila mesin sudah panas. Sistem ini hampir sudah tidak dijumpai kecuali pada mesin dengan sistem injeksi generasi tahun 80-an
            Bentuk lain dari pengatur putaran idel yang bekerja secara otomatis berdasarkan regulasi dari ECU. Komponen ini tetap ditempatkan pada saluran masuk dekat katup gas, yang membuat saluran bypas sebelum dan sesudah katup gas.
            Pengatur putaran idel otomatis ini berupa motor listrik bekerja diatur oleh ECU yang berfungsi untuk menyuplai udara ke silinder motor saat putaran idel, dengan demikian putaran idel akan selalu disesuaikan setiap saat serta lebih stabil.     ECU akan mengatur pembukaan saluran bypass bervariasi sebesar 18 – 82 %.
            Pada waktu motor putaran idel temperatur kerja tanpa adanya beban tambahan seperti AC dan lain-lain, maka saluran bypass akan membuka sebesar 25% (minimum), sedangkan saat beban idel lebih besar, seperti pada saat motor belum mencapai suhu kerja atau AC dihidupkan, maka saluran akan membuka maksimum.


            Pengatur putaran idle seperti gambar di atas bekerja secara otomatis yang diatur oleh ECU. Konstruksinya merupakan sebuah elektromotor (2), komponen ini bergerak membuka dan menutup saluran bypass melalui kendali ECU. Sistem ini paling banyak diterapkan karena tidak hanya akan memperhalus putaran idle saat mesin dingin, juga akan mengatur putaran idle bila beban idle bertambah seperti saat AC dihidupkan atau pemakaian listrik lainnya.
            Jenis pengatur putaran idle yang lain juga berfungsi mengatur aliran udara melalui saluran bypass sebelum dan sesudah katup gas. Berbentuk sebuah motor listrik yang dapat menggerakkan katup pengatur (1) mundur atau maju sesuai dengan kebutuhan udara untuk putaran idle.
            Pengontrol putaran idle ini sering juga disebut dengan idle air control (IAC). IAC ini sangat bagus kerjanya dalam mengontrol putaran tanpa beban/idle dengan segala kondisi suhu mesin atau pada saat pemakaian beban listrik kendaraan yang bervariasi.


            Konstruksi IAC terdiri dari steper motor listrik yang dapat bekerja sesuai dengan permintaan putaran idle yang diinginkan ECU, tergantung dari suhu mesin dan berbagai varian lainnya. Apabila putaran idle mesin berubah dari keadaan normalnya maka steper motor akan membuka atau memperkecil udara yang mengalir melaui saluran bypass idle.

Sistem Pengapaian      .
            Berdasarkan masukan dari sensor putaran mesin (sensor posisi poros engkol) serta informasi dari sensor posisi katup gas serta berbagai masukan lainnya, maka ECU akan mengatur sudut dwell dan saat pengapian yang sesuai dari berbagai keadaan operasional mesin.